(Ilustrasi pengaruh trauma di masa kecil pada wanita) |
NganjukTerkini.id - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengalaman stres di masa kanak-kanak berdampak lebih signifikan pada metabolisme wanita dibandingkan pria. Temuan ini memperkuat pentingnya mempertimbangkan riwayat trauma seseorang dalam konteks medis untuk memahami risiko kesehatan yang mungkin timbul di kemudian hari.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Brain, Behavior and Immunity, para peneliti mempelajari lebih dari 2.100 peserta dari sebuah studi jangka panjang yang didanai oleh National Institute on Aging.
Para peserta melaporkan berbagai bentuk trauma masa kecil seperti kesulitan keuangan, pelecehan, pengabaian, seringnya berpindah hunian, hingga hidup terpisah dari orang tua.
Data tersebut kemudian dianalisis untuk melihat kaitannya dengan masalah kesehatan metabolik dan perilaku.
Menariknya, meskipun trauma masa kecil memengaruhi metabolisme wanita lebih besar, dampak terhadap pria lebih terkait dengan kesehatan mental, perilaku, serta gangguan pada darah dan kelenjar tiroid.
Ini menunjukkan bahwa jenis kelamin mungkin mempengaruhi cara tubuh merespons trauma masa kecil, terutama terkait kesehatan fisik dan mental.
Slavich, peneliti senior dari Laboratorium UCLA untuk Penilaian dan Penelitian Stres, menekankan pentingnya skrining stres dalam sistem kesehatan.
Menurutnya, trauma masa kecil sering kali tidak tercatat dalam catatan medis seseorang, padahal informasi ini bisa menjadi petunjuk penting dalam memahami risiko kesehatan di masa depan.
“Kebanyakan tidak dinilai sejak awal bagi orang yang mengalami stres berat atau trauma di awal kehidupan,” ujar Slavich dalam rilis berita UCLA. “Temuan ini menyoroti pentingnya skrining stres dalam pengaturan klinis. Temuan ini juga membawa kita menuju pendekatan pengobatan presisi berdasarkan jenis kelamin pasien dan profil stres secara spesifik.”
Penelitian ini menyoroti bagaimana kemiskinan, pengabaian, dan pelecehan di masa kecil berpotensi meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka panjang.
Stres dinyatakan sebagai faktor yang berperan dalam sembilan dari sepuluh penyebab utama kematian di Amerika Serikat saat ini. Hal ini disampaikan oleh Slavich yang mengatakan bahwa sudah saatnya sistem kesehatan memberikan perhatian lebih terhadap skrining stres pada setiap pasien, baik anak-anak maupun dewasa.
"Stres terlibat dalam sembilan dari 10 penyebab utama kematian di Amerika Serikat saat ini," kata Dr. George Slavich. "Sudah saatnya kita menanggapi statistik itu dengan serius dan mulai melakukan skrining stres di semua klinik pediatrik dan dewasa di seluruh negeri."
Temuan ini membuka peluang bagi pendekatan pengobatan yang lebih presisi, yang tidak hanya mempertimbangkan riwayat medis dan keluhan fisik pasien, tetapi juga memperhatikan pengalaman traumatis yang pernah dialami sejak masa kecil.
Dengan demikian, diharapkan penanganan masalah kesehatan dapat dilakukan lebih menyeluruh dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.
Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya integrasi antara kesehatan fisik dan riwayat emosional seseorang untuk menciptakan pendekatan medis yang lebih komprehensif dan responsif terhadap dampak jangka panjang dari trauma di masa lalu.